Jumat, 14 Oktober 2011

Tentang Aku

Aku bersyukur dilahirkan dikota yang mempunyai beragam kebudayaan yang masih kental jika dilihat, kembangkan terus budaya Indonesia dengan ikut membudayakan budaya bangsa Indonesia :)

Kamis, 13 Oktober 2011

http://youtu.be/WVEDIdCkjoI

Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura





Kesultanan Kutai atau lebih lengkap disebut Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura (Martapura) merupakan kesultanan bercorak Islam yang berdiri pada tahun 1300 oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama dan berakhir pada 1960. Kemudian pada tahun 2001 kembali eksis di Kalimantan Timur setelah dihidupkan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan adat Kutai Keraton.
Dihidupkannya kembali Kesultanan Kutai ditandai dengan dinobatkannya sang pewaris tahta yakni putera mahkota Aji Pangeran Prabu Anum Surya Adiningrat menjadi Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan gelar H. Adji Mohamad Salehoeddin II pada tanggal 22 September 2001.

Planetarium Kutai

 Planetarium Jagat Raya

Jul 06, 2008 Oleh Eddy Subratha
Planetarium Jagat Raya terletak disebelah kiri Museum Mulawarman yang merupakan Sarana Wisata Ilmu Pengetahuan untuk menikmati keindahan alam semesta berupa bintang-bintang dan angkasa luar. Planetarium ini merupakan yang keduan di Indonesia.


Monumen Pancasila

Jul 02, 2008 Oleh Eddy Subratha
Monumen ini dibangun sebagai lambang keberhasilan pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara dalam melaksanakan pembangunan daerah dengan diterimanya “Penghargaan Parasamnya Purnakarya Nugraha” dari Presiden Republik Indonesia.
Monumen Pancasila terletak di pusat kota Tenggarong, tepatnya didepan Keraton Sultan Kutai dan di sebelah Masjid Agung Sultan Sulaiman. Di sekeliling monumen terdapat relief yang menggambarkan sejarah perjalanan Kutai Kartanegara semenjak zaman kerajaan hingga di era pembangunan

Taman Wisata Pulau Kumala



Pulau Kumala merupakan daerah Delta di Sungai Mahakam yang memanjang di sebelah Barat Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dimulai pada tahun 2000 Pulau Kumala dibangun menjadi Kawasan Wisata.

Mitra Kukar Minati Bambang Pamungkas


Metrotvnews.com, Kutai Kartanegara: Keberhasilan Mitra Kutai Kartanegara mendatangkan pemain-pemain andalan tim nasional Indonesia, seperti Hamka Hamzah dan Ahmad Bustomi, belum membuat mereka puas. Kali ini mereka dikabarkan akan mencoba memboyong Bambang Pamungkas alias Bepe dari Persija Jakarta.

Hal tersebut diungkapkan oleh Manajer Mitra Kukar Roony Fauzan, seperti yang dilansir Jawapos. Fauzan menyatakan, pihaknya akan berusaha untuk merekrut ikon Persija tersebut, mengingat peluang itu masih terbuka karena tim Macan Kemayoran masih dilanda konflik dualisme.

"Kalau memang Bambang Pamungkas berminat, kami siap melakukan negoisasi. Kita terus mengusahakan bisa merekrut dia. Setidaknya dengan kehadiran Bambang, akan menambah kekuatan di depan," jelas Fauzan.

Ronny mengakui usia Bambang Pamungkas tidak lagi muda, namun pemain yang berposisi sebagai striker tersebut diyakini masih menjadi salah satu pemain terbaik di Indonesia dan merupakan pemain yang mampu menarik perhatian suporter. "Tapi harus diakui, Bambang merupakan salah satu striker terbaik di negara ini. Stadion pastinya akan penuh," tambah Fauzan. (Goal.com/DOR)

Rabu, 12 Oktober 2011

Kedaton Kutai Kartanegara

Museum

Suku - Suku

Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan P4B tahun 2005 tercatat mencapai 547.422 jiwa. Penduduk yang bermukim di wilayah Kutai Kartanegara terdiri dari penduduk asli, seperti:
Sementara penduduk pendatang adalah:

Festival

Festival Lampion saat ERAU di Pulau Kumala
Ada sekitar sepuluh sarana permainan yang bisa anda nikmati, seperti halnya Dunia Fantasi di Jakarta, Taman Rekreasi Pulau Kumalapun menyediakan permainan-permainan yang tidak jauh berbeda seperti jet clotser, Bombom Car, Komedi putar, Sky Tower bahkan Gocart dan kereta gantung.
Bagi yang hobi berkeliling, Taman rekreasi Pulau kumala menyediakan kereta mini yang akan membawa anda berkeliling untuk menikmati keindahan Pulau Kumala yang luasnya mencapai 81,7 hektare yang ditempuh dengan waktu selama 45 menit. Taman rekreasi Pulau Kumala juga menyediakan arena pemancingan bagi anda yang hobi duduk sambil menunggu umpan anda dilahap berbagai jenis ikan.
Bagi anda yang gemar dengan wisata sejarah, tepat di depan taman Wisata Pulau Kumala terdapat Museum Mulawarman yang menyimpan berbagai benda-benda pubakala peninggalan kerajaan Islam Kutai, selain itru di area kompleks museum juga terdapat kios-kios yang menjual berbagai macam cindera mata khas Kutai maupun cindera mata khas Kalimantan Timur.

Seni

TENGGARONG – Ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara Tenggarong bakal diramaikan kembali dengan atraksi budaya bernuansa khas Kutai. Pelaksanaannya akan dimulakan hari Minggu (9/10) besok. Sedang puncak kegiatan dilakukan saat peringatan Hari Budaya (Cultural Day) 2011, 24 Oktober mendatang. Untuk pertama kali Hari Budaya diperingati secara serius di Kukar, dimana event kebudayaan dan kesenian khas Kutai digelar mulai dari pameran seni, festival dan pentas seni-budaya hingga parade budaya. 
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kukar Drs H Azmidi rangkaian peringatan Hari Budaya 2011 dimaksudkan selain mempromosikan keberagaman potensi seni dan budaya yang berkembang di Kukar. “Juga sebagai upaya mendukung kemajuan dunia kepariwisataan daerah ini,” ujarnya. Disamping itu memasyarakatkan seni budaya bagi warga kota Tenggarong dan Kukar umumnya yang merupakan daerah tujuan wisata terpenting di Provinsi Kaltim. Diharapkan melalui Hari Budaya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian seni budaya daerah semakin meningkat.
Dikatakan pelaksanaan Hari Budaya di Kukar lebih difokuskan di kota Tenggarong karena memiliki sarana dan prasarana kepariwisataan yang memadai. “Kami sudah siap melaksanakan Hari Budaya 2011 berikut materinya,” ujarnya.  Menurutnya pembahasan persiapan pencanangan hari budaya di Kukar itu sudah dilakukan dalam rapat dipimpin Sekkab Dr HARM Haryanto Bachroel MM Senin (3/10) lalu.  Dalam rapat tersebut dibahas berbagai persiapan berikut rangkaian kegiatan menjelang hingga pencanangan Hari Budaya 24 Oktober mendatang. Dikatakan dalam kegiatan Hari Budaya ini diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya Festival dan Karnaval Budaya yang bakal diikuti 20 Paguyuban etnis Nusantara yang ada di Kukar.  Ditambahkan saat pencanangan Hari Budaya 2011 24 Oktober itu selain ada Kirab Budaya juga dirangkai dengan upacara Kaseh Selamat yaitu upacara peringatan Ulang Tahun kepada Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura H Aji Salehuddin II ke 87.
Dijelaskan Azmidi adapun agenda menjelang pencanangan hari budaya diawali dengan kegiatan Pentas Seni pada Jumat ( 7/10) malam selama dua hari.  Kemudian dilanjutkan Festival Seni Kutai menyusul Panggung Nostalgia.  Kemudian ada pula Lomba Mancing Wisata dan Festival Topeng, Festival Kuliner Khas Kutai.  Lounhcing Album Musik Keroncong Tingkilan terakhir diadakan Rally Wisata. Diharapkan melalui serangkaian kegiatan ini dapat memberikan alternatif hiburan bagi masyarakat kota Tenggarong dan warga Kukar sertta masyarakat Kaltim umumnya. “Yang jelas Tenggarong sebagai kota tujuan wisata ke depan tidak pernah sepi dari kegiatan seni budaya,” demikian ujarnya. (joe)

Kutai Ku :)

Sejarah

Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kelanjutan dari Kabupaten Kutai sebelum terjadi pemekaran wilayah pada tahun 1999. Wilayah Kabupaten Kutai sendiri, termasuk Kota Balikpapan, Bontang dan Samarinda, sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Pada tahun 1947, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan status Daerah Swapraja Kutai masuk dalam Federasi Kalimantan Timur bersama 4 Kesultanan lainnya seperti Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Pasir.
Daerah Swapraja Kutai diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah otonom/daerah istimewa setingkat kabupaten berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1953.
Pada tahun 1959, status Daerah Istimewa Kutai yang dipimpin Sultan A.M. Parikesit dihapus. Dan berdasarkan UU No. 27 Tahun 1959, daerah ini dibagi menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni:
  1. Kotamadya Balikpapan dengan ibukota Balikpapan
  2. Kotamadya Samarinda dengan ibukota Samarinda
  3. Kabupaten Kutai dengan ibukota Tenggarong
Dengan berakhirnya Daerah Istimewa Kutai, maka berakhir pula kekuasaan Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Dalam Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai pada tanggal 21 Januari 1960, Sultan Kutai Kartanegara A.M. Parikesit secara resmi menyerahkan kekuasaan kepada Aji Raden Padmo selaku Bupati Kutai, Kapten Soedjono selaku Walikota Samarinda dan A.R. Sayid Mohammad selaku Walikota Balikpapan.
Pada tahun 1999, wilayah Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 4 daerah otonom berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999, yakni:
  1. Kabupaten Kutai dengan ibu kota Tenggarong
  2. Kabupaten Kutai Barat dengan ibu kota Sendawar
  3. Kabupaten Kutai Timur dengan ibu kota Sangatta
  4. Kota Bontang dengan ibu kota Bontang
Untuk membedakan Kabupaten Kutai sebagai daerah hasil pemekaran, nama kabupaten ini akhirnya diganti menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2002 tentang "Perubahan Nama Kabupaten Kutai Menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara". Sebutan Kabupaten Kutai Kartanegara ini merupakan usulan dari Presiden RI Abdurrahman Wahid ketika membuka Munas I Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Tenggarong pada tahun 2000.

Topografi

Topografi wilayah sebagian besar bergelombang dan berbukit dengan kelerengan landai sampai curam. Daerah dengan kemiringan datar sampai landai terdapat di beberapa bagian, yaitu wilayah pantai dan daerah aliran sungai Mahakam. Pada wilayah pedalaman dan perbatasan pada umumnya merupakan kawasan pegunungan dengan ketinggian antara 500 hingga 2.000 m di atas permukaan laut.
Danau-danau yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara antara lain:
  1. Danau Semayang (13.000 ha)
  2. Danau Melintang (11.000 ha)
  3. Danau Ngayau (1.900 ha)
  4. Danau Tempatung (1.300 ha)
  5. Danau Mulupan (750 ha)
  6. Danau Siran (750 ha)
  7. Danau Perian (750 ha)
  8. Danau Wis (750 ha)
  9. Danau Karang (750 ha)
  10. Danau Loa Kang (450 ha)
  11. Danau Batu Bumbu (450 ha)
  12. Danau Meranbi (350 ha)
  13. Danau Puan Rabuk (350 ha)
  14. Danau S'kajo (100 ha)
  15. Danau Tanah Liat (45 ha)
  16. Danau Man